Selasa, 11 Desember 2012

Ancaman Televisi bagi Anak - Anak

Ancaman Televisi bagi Anak - Anak
Ancaman Televisi bagi Anak - Anak - Hari gini engga punya televisi? jadi kamseupay ieeuuhh.. Jaman LED ga punya tv? bisa turun beroo'.
Dulu waktu saya kecil memiliki televisi itu merupakan barang mahal dan langka rata - rata hanyalah televisi hitam putih. Itupun hanya memiliki satu channel yaitu TVRI yang berstatus milik negara yang sampai sekarang masih bisa bertahan, namun siapa sangka waktu berjalan Televisi tidak bisa lagi dipungkiri. Di mana saja tempat pasti ada televisi di tempat umum seperti rumah sakit hingga pos ronda, dari flat, lcd, led. 


But, Who Knows..
televisi tidaklah bagus untuk jiwa - jiwa yang labil (hehe..). Khusunya untuk anak - anak yang butuh perhatian ekstra. Anak - anak ialah seperti kertas putih yang akan dicoret dengan tulisan tangan dari orang tua bukan televisi yang mencoret dengan sinetron percintaan, kekerasan, dan animasi yang tidak mendidik.
Mana yang anda pilih, seorang anak anda meniru orang tuanya atau seorang anak yang labil dan galau karena kesehariannya hanya menonton sinetron. Tentunya sebagai orang tua tidaklah mungkin menjadikan seorang anaknya berjiwa rapuh atau ekstrim.

Memang tayangan televisi sangat mengasyikkan untuk dinikmati bagi anak-anak, apalagi jika menayangkan cerita yang berhubungan dengan tokoh anak dengan adegan yang lucu dan kepahlawanan penuh imajinasi. Sehingga membuat anak betah menonton berlama-lama tanpa mengerjakan apapun juga. Hal ini membuat orang tua senang, karena anaknya tetap berada dalam rumah sehingga mudah dipantau aktivitasnya dan juga aman daripada bermain di luar rumah.

Daya fikir lugu dan polos anak memiliki daya tangkap yang berbeda dengan orang dewasa.

Bila aksi kekerasan di televisi hanya dianggap sebagai hiburan oleh orang dewasa, bagi anak-anak tayangan kekerasan bisa dianggap sebagai contoh untuk ditiru dan diteladani.

Anda mungkin bangga, senang dan merasa lucu melihatnya, tapi bagaimana bila diluar pengawasan anda anak-anak bergulat dan bertarung dengan anak-anak lain yang memiliki hobbi sama? Tentu saja hal tersebut beresiko dan berbahaya.
Sekali lagi, pengawasan dan bimbingan anda sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian dan tingkah laku anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

Saat anak-anak kita fokus menonton acara televisi itu, disela-selanya lalu ditayangkanlah berbagai iklan jajanan, tambah lengkaplah isi pikiran anak kita. Tanpa disadari, iklan-iklan itu masuk dan memaksa anak untuk menjadi konsumtif dengan selalu membeli makanan yang sebenarnya secara kesehatan tidak baik.
Sebagai orang tua, selayaknya anda mendampingin disaat putra-putri anda menonton televisi, berilah penjelasan terhadap apa yang dia tonton. Jadikanlah anak-anak anda adalah kebanggan bagi keluarga.

Salah satu tayangan televisi yang cukup berpengaruh adalah tayangan iklan, anda mungkin menganggap tayangan iklan adalah hal yang sepele, tapi justru tayangan iklan adalah tayangan yang berisi ajakan, selalu diulang dan paling sering dilihat anak. Jangankan anak-anak, orang dewasapun sering terpengaruh oleh tayangan iklan, suatu produk yang awalnya tidak disukai menjadi disukai, atau dari tidak ingin membeli jadi penasaran ingin mencoba. Bila produk yang ditawarkan dalam iklan memiliki kualitas yang baik, sehat serta aman, anda tidak perlu khawatir. Tapi bagaimana bila produk yang ditawarkan tidak sesuai standar kesehatan, sedangkan anak anda meyakini produk tersebut baik untuknya?

Perhatikan, anak itu menyebut sebuah tayangan televisi yang begitu dia sukai sehingga dia pun meniru berbagai adegan yang ada dalam acara itu. Tanpa disadari berbagai adegan, cara bicara para pemain sinetron itu masuk ke pikiran bawah sadar anak kita, dan pasti ditirukan. Jika hal ini tidak anda bimbing, tidak diarahkan maka tentu akan menjadi sebuah nilai yang dianggap kebenaran bagi anak dan akan dia terapkan terus dalam hidupnya.
Berbagai tayangan televisi yang berbau kekerasan meskipun dimainkan untuk anak-anak tentu sangat berbahaya jika ditonton tanpa pendamping, maka tugas kita sebagai orang tua untuk melakukan pendampingan kepada anak-anak saat menonton acara tersebut. Termasuk berbagai film kartun, seperti Naruto, Ultraman dll itu sangat sarat dengan adegan kekerasan. Coba perhatikan bagaimana anak-anak begitu senang saat menirukan adegan naruto dan perlakukan itu diberikan kepada temannya. Akhirnya mereka saling memukul dengan meniru jurus-jurus dari film kartun tersebut, inilah yang menjadi penyebab maraknya tawuran dikalangan pelajar. Bagaimana tidak, jika sejak kecil yang ditonton dan tertanam dalam pikiran bawah sadar anak adalah bentuk kekerasan, menjaga harga diri dengan kekerasan bahkan sampai bertarung dengan teman-temannya.
Jadilah orang tua yang kritis dan cerdas ! 

0 komentar:

Posting Komentar